Yuk, ke Gede Pangrango

DSC_0216-1

Foto: Dok. Burung Indonesia

Mentari belum tegak lurus di atas kepala, saat Air Terjun Cibereum tampak di depan mata. Tanpa buang waktu, kami bergegas mendekat. Mendadak, langkah kami tersendat saat percikaan air yang terhempas angin itu menerpa wajah dan tubuh kami. Dinginnya temperatur air, seketika itu juga menyiutkan nyali kami yang sedari awal begitu menggebu ingin berendam.

Untuk sampai ke lokasi wisata alam ini, sebelumnya kami harus berjalan kaki hampir tiga jam dari pintu masuk Cibodas, sekitar lima ratus meter dari kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Bukan alasan utama bila jarak yang di kedepankan, mengingat jauhnya hanya 2,8 km atau sekitar 90 menit perjalanan. Bukan pula jalur trekking yang berat, meski rute yang ditempuh merupakan jalan bebatuan menanjak tersusun rapi. Melainkan, kami ingin menikmati sepuasnya pemandangan dan keragaman hayati taman nasionalyang dibentuk tahun 1980 ini.

Telaga Biru misalnya. Danau kecil seluas 150 meter persegi yang letaknya 1,5 km dari pintu masuk itu merupakan danau yang permukaan airnya tampak biru karena adanya ganggang biru. Warna biru kehijauan akan terlihat jelas ketika sinar matahari menerpa. Pun saat melintas jembatan gayonggong, sebuah kawasan rawa bekas kawah mati yang berfungsi sebagai penampung aliran air dari tempat yang lebih tinggi. Selain melihat langsung puncak Pangrango yang tertutup kabut tipis, kami juga bisa memerhatikan keberadaan rumput yang begitu dominan di wilayah ini.

Air Terjun Cibereum sendiri memiliki ketinggian 50 meter dan berada di level 1.625 meter diatas permukaan laut. Kawasan yang terbentuk akibat pertemuan lahar vulkanik Gunung Pangrango dan Gunung Gede ini menyuguhkan pemandangan ciri khas pegunungan yang tampak menawan saat dipandang.

Continue reading